Postingan

Dear,

Dear, wanita(ku). Aku percaya padamu seutuhnya. Ingat! Utuh. Aku nggak pernah menilaimu akan mencoba memulai kisah baru disana, dengan siapa dan bagaimana. Atau kau dekat dengan siapa, memberi secercah harapan pada yg lain, lalu rasamu mungkin tumbuh atau tidak kepadanya. Aku percaya dgn semua katamu bahwa kau tidak pernah punya rasa dgn yg lain ketika kutanyakan itu. Aku percaya seketika begitu saja dgn mudah karena aku percaya tntg rasamu dan rasaku. Aku percaya ketika kau hanya menjawab kau punya rasa kagum dengan seorang disana. Hanya dia. Ya, aku percaya. Tiada orang lain yg kau jawab. Aku tak tau apakah kau menyembunyikan cerita itu atau memang tidak ada cerita apapun yg disembunyikan. Aku tak sanggup untuk bertanya lebih jauh karena mungkin kau akan merasakan negatif dalam diriku yg buruk ini. Tapi aku ingat satu hal. Aku, melepasmu pergi waktu itu untuk waktu yg terasa sangat lama bagiku, dgn tumpahan air mata di jalan yg dirundung rasa sunyi tanpamu telah berjanji percaya pada

Mengenang; awal

Gambar
Pertemuan terlahir dari doa yang sengaja kau rapal Mengetuk gerbang rahasia dan menikmati tiap ketukannya Kau ketuk bersama angin yang membawa “aamiin” Kau ketuk bersama mendung bersiap murung Kau ketuk bersama panas berazas waras Ketika gerbang terbuka, laku apa yang akan terjadi? Demi sebuah perjalanan panjang Kau dan doa yang mendesak bangkit dari punggung bukit impi

(Imajinasi) Malam

Melewati dinginnya mimpi Ada jiwa menerbang pada cemburu malam Mencabik-cabik sumpah kecemburuan Membunuh angin yang hendak mendekatmu Memangsa selimut tipis yang menghalang Selanjutnya, ada kita yang menghilang

Lanjutnya Rindu

Temara rindu lanjut tak berbatas Melenyuh ulu hati Mengisi kolong-kolong kopong Menghentak masa-masa Almanak terus saja berganti, namun ihwal kerinduan enggan berganti Berujung rasa ciut melecut Membiar mati konyol

Detik- detik

Bebatu dalam sentuhan pasir dalam alir Di pinggiran sungai, pasir kian menyentuh lembut batunya Bertemu dalam takdir 191 detik Lalu mengikhlaskannya kala arus membawa mereka pada takdir          selanjutnya: perpisahan Setidaknya, mereka pernah saling bergandeng dalam alir sungainya Pertemuan yang tidak disengaja oleh detik kelak yang menyisa kenang pada 8760 detik masingnya *alamnya